Sudahkah Kalian Membahagiakan Orang Tua ?
Bakti untuk bahagia. Berbakti kepada orangtua sesungguhnya merupakan kewajiban hamba Allah untuk memuliakan diri, orangtua, dan meninggikan syiar Islam, dan kalimatullah (kalimat-kalimat Allah). Memaknai bakti sebagai dorongan kebaikan, motivasi keabadian, merindu kedamaian, solusi permasalahan, memancing kesuksesan, dan menyiapkan reuni di surga yang penuh kesejahteraan.
Adapun bentuk-bentuk berbakti kepada orangtua, yaitu :
Pertama : Bergaul dengan kedua orangtua dengan cara yang baik. Dalam hadis nabi disebutkan "Memberikan kegembiraan kepada seorang mukmin termasuk sedekah, lebih utama lagi kalau memberikan kegembiraan kepada orangtua."
Kedua : Berkata dengan keduanya dengan perkataan yang lemah lembut. Hendaklah dibedakan berbicara dengan orangtua, anak, teman dan orang lain. Tidak boleh mengucapkan "ah" apalagi mencemooh serta mencaci maki, karena itu merupakan dosa besar dan betuk kedurhakaan terhadap orangtua.
Ketiga : Tawadhu (rendah diri). Tidak boleh menyombongkan diri. Walaupun telah meraih sukses. Karena ketika lahir, kita berada dalam keadaan tak berdaya dan membutuhkan pertolongan. Kedua orangtualah yang menolong, dengan memberi makan, minum, pakaian, dan pendidikan.
Keempat : Memberikan infak (sedekah) pada orangtua. Semua harta milik kita adalah milik orang tua.
Kelima : Mendoakan orang tua. Sesuai dengan ayatnya "Rabbirhamhuma kamaa rabbayaani shagiiro" (Wahai Rabb ku, kasihinilah kedua orangtuaku, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil).
Dan apabila kedua orangtua kita telah meninggal, maka tetaplah berbakti padanya. Yaitu dengan jalan :
* Medoakannya
* Mensholatkannya ketika orangtua meninggal
* Selalu memintakan ampun untuk keduanya
* Mambayarkan hutang-hutangnya
* Melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syariat
* Menyambung tali silaturahim keluarga dan teman-teman dari orangtua kita
Selain berupaya untuk memuliakan kedua orang tua, kita pun sekuat tenaga berusaha untuk tidak melakukan perbuatan yang termasuk bentuk kedurhakaan kepada kedua orang tua (uququl walidain) Sebab ada hal-hal kecil, sederhana dan dianggap remeh tetapi bisa melukai hati, dan orangtua tidak ridha.
* Membuat Orang tua Menangis.
Jangan sampai sekalipun kita membuat duka orangtua. Tangisan orang tua yang lahir merupakan tanda kesedihan, hilang keridhaan, muncul kemarahan, dan kemurkaan.
* Pergi tanpa izin.
Islam melarang seorang anak pergi tanpa izin orang tuanya. Sebab, bisa membuat orangtua khawatir. Nabi Muhammad saw pun tidak mengizinkan sahabat, jika ia belum meminta izin pada orangtuanya untuk berjihad.
* Memandang dengan tatapan tajam.
Astagfirullah! Barangkali tanpa kita sadari "perilaku" ini pernah kita lakukan. Mungkin ketika kita disulut api amarah, dan dongkol. Berhati-hatilah. Karena orangtua akan marah dan kecewa bila anaknya memandang tajam.
* Mengabaikan kedua orangtua.
Yang dimaksud mengabaikan adalah menganggap remeh orangtua, merasa diri lebih mulia, lebih pintar dan lebih lainnya. Ini bentuk kesombongan dan bisa mengakibatkan pelakunya masuk neraka. Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar zarah dari kesombongan"
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa durhaka kepada orangtua cakupannya luas. Durhaka berarti melakukan maksiat, menentang dan tidak melaksanakan hak-haknya.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Rabb-mu mempunyai hak atasmu, dirimu mempunyai hak atasmu, dan keluargamu juga punya hak atasmu. Karena itu berikanlah hak kepada setiap pemiliknya". (HR. Bukhari)
Adapun bentuk-bentuk berbakti kepada orangtua, yaitu :
Pertama : Bergaul dengan kedua orangtua dengan cara yang baik. Dalam hadis nabi disebutkan "Memberikan kegembiraan kepada seorang mukmin termasuk sedekah, lebih utama lagi kalau memberikan kegembiraan kepada orangtua."
Kedua : Berkata dengan keduanya dengan perkataan yang lemah lembut. Hendaklah dibedakan berbicara dengan orangtua, anak, teman dan orang lain. Tidak boleh mengucapkan "ah" apalagi mencemooh serta mencaci maki, karena itu merupakan dosa besar dan betuk kedurhakaan terhadap orangtua.
Ketiga : Tawadhu (rendah diri). Tidak boleh menyombongkan diri. Walaupun telah meraih sukses. Karena ketika lahir, kita berada dalam keadaan tak berdaya dan membutuhkan pertolongan. Kedua orangtualah yang menolong, dengan memberi makan, minum, pakaian, dan pendidikan.
Keempat : Memberikan infak (sedekah) pada orangtua. Semua harta milik kita adalah milik orang tua.
Kelima : Mendoakan orang tua. Sesuai dengan ayatnya "Rabbirhamhuma kamaa rabbayaani shagiiro" (Wahai Rabb ku, kasihinilah kedua orangtuaku, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil).
Dan apabila kedua orangtua kita telah meninggal, maka tetaplah berbakti padanya. Yaitu dengan jalan :
* Medoakannya
* Mensholatkannya ketika orangtua meninggal
* Selalu memintakan ampun untuk keduanya
* Mambayarkan hutang-hutangnya
* Melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syariat
* Menyambung tali silaturahim keluarga dan teman-teman dari orangtua kita
Selain berupaya untuk memuliakan kedua orang tua, kita pun sekuat tenaga berusaha untuk tidak melakukan perbuatan yang termasuk bentuk kedurhakaan kepada kedua orang tua (uququl walidain) Sebab ada hal-hal kecil, sederhana dan dianggap remeh tetapi bisa melukai hati, dan orangtua tidak ridha.
* Membuat Orang tua Menangis.
Jangan sampai sekalipun kita membuat duka orangtua. Tangisan orang tua yang lahir merupakan tanda kesedihan, hilang keridhaan, muncul kemarahan, dan kemurkaan.
* Pergi tanpa izin.
Islam melarang seorang anak pergi tanpa izin orang tuanya. Sebab, bisa membuat orangtua khawatir. Nabi Muhammad saw pun tidak mengizinkan sahabat, jika ia belum meminta izin pada orangtuanya untuk berjihad.
* Memandang dengan tatapan tajam.
Astagfirullah! Barangkali tanpa kita sadari "perilaku" ini pernah kita lakukan. Mungkin ketika kita disulut api amarah, dan dongkol. Berhati-hatilah. Karena orangtua akan marah dan kecewa bila anaknya memandang tajam.
* Mengabaikan kedua orangtua.
Yang dimaksud mengabaikan adalah menganggap remeh orangtua, merasa diri lebih mulia, lebih pintar dan lebih lainnya. Ini bentuk kesombongan dan bisa mengakibatkan pelakunya masuk neraka. Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar zarah dari kesombongan"
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa durhaka kepada orangtua cakupannya luas. Durhaka berarti melakukan maksiat, menentang dan tidak melaksanakan hak-haknya.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Rabb-mu mempunyai hak atasmu, dirimu mempunyai hak atasmu, dan keluargamu juga punya hak atasmu. Karena itu berikanlah hak kepada setiap pemiliknya". (HR. Bukhari)